Senin, 31 Desember 2007

Happy New Year!!!!

Seperti biasa, taon baruan jarang yang kulewati dengan muter-muter keliling kota, hura-hura, pesta pora akhir taon. Males... Penyakit pusing kalo liat banyak orang ngumpul tanpa kegiatan yang jelas masih menggayuti bodi (halah....)
Jadinya, ya seperti biasalah, taun baruan cuma di rumah aja. melewati pergantian taun bersama para dogi tercinta. Palagi kakakku lagi mudik tahunan. Yah.. walo pengen kumpul2 ma temen2 tapi, mosok mbakku taktinggal.
Sore ni, sebelum alun-alun utara dipenuhi orang yang taun baruan, aku ma mbakku berdua naik motor menembus gerimis rintik-rintik buat beli martabak. Demi martabak terenak seantero Jogja, aku rela berhujan-hujan dan menembus kemacetan akhir taun. Dan di jalan kami membahas (lebih pas-nya teriak-teriak . wong pake helm standard dengan kualitas kuping di bawah standard),
KENAPA oh KENAPA, KAMI TIDAK BISA MENDAPAT ANJING YANG NORMAL???
Sepanjang aku bisa mengingat, anjing-anjing yang aku miliki selalu dan selalu kurang sak ndil (hohoho.... ini kosakata lawas terbitan keluarga Nyah 'Tik a.k.a ibuku tercinta yang artinya kurang waras. dihapalin, awas besok keluar pas ulangan!).
Sekarang pun, dengan anjing sebanyak tiga belas nyawa di rumah, tetep aja ga ada yang normal.
POPO, entah bagaimana dia bisa mengeluarkan suara-suara ajaib yang memelas untuk meminta (baca: merampas) makanan dari tangan majikannya, hobi: tidur di ember, takut hujan, suka balas dendam kalo dijahilin, menunjukkan minat yang besar pada daleman mbakku.
KANZU, pabrik asu, nafsu gede, super produktif kalo soal beranak, super manja sama ibuku, ga bisa tidur kalo ga sama ibuku, cinta kebersihan (sumpah, sebelum naek ke tempat tidur Kanzu selalu menjilati kaki-kakinya sampe bersih), entah bagaimana bibirnya bisa nyengir kalo majikannya baru pulang dari pergi.
CANTIK, si belang, bisa nyahut pake lolongan, tukang ngorok, hobi kentut (Yupp!!anjing bisa ngorok dan kentut).
PHOEBO, entah bagaimana namanya berubah jadi gendut, sakit asam urat, kalo tidur suka mlumah (kok aku lupa bahasa indonesianya ya? lawannya tengkurap?).
OWEN, super penakut.
CIKU, penampilanm yang lebih mirip kura-kura daripada anjing, tukang makan tapi bodinya super kurus, kupingnya ga kompak (satu naik ke atas yang lain turun).
NANGWE, mirip Popo tapi dengan balutan bulu Kanzu, bego setengah mati, kaki belakang lebih panjang dari kaki depan jadi kalo jalan aneh.
BOLEN, super nakal, bengal, ga bisa diatur.
KONIL KONCRIT, super jelek, kalo gatel bisa garuk-garuk sambil nangis (entah bagaimana menjelaskannya), manja.
HIRO, penampilan oke tapi punya nafas naga berkekuatan super, ga punya takut (bisa nekat nantangin anjing pitbull tetangga, padahal hiro cuma anjing Pom setinggi dengkul), penguntit setia ibuku, ga bisa diajak bersih.
PIKI, anjing titipan yang baru tiga minggu di rumah udah kawin dan menghasilkan:
WINI, fotokopi-annnya Piki tapi beda warna
MIO, suka teriak-terika kalo kaget ato takut.

God, kapan aku bisa punya anjing normal?

Sabtu, 29 Desember 2007

My Blue December

Udah lama ga posting, alasannya...... lagi sedih......kayanya butuh waktu lama untuk menenangkan diri (halah!!).
Bulan Desember dibuka dengan serangkaian peristiwa duka. awalnya cuma si Awu-Awu, anjingku yang tak jelas apa warnanya yang sakit. Gejalanya biasa, ga mau makan, muntah-muntah dan mencret. Yaa... standard-lah pikirku, saat itu. Ternyata pas hari Jumat dibawa ke dokter ni anjing malah berak darah (maaf kalo penjelasan ini bikin pembaca jadi ilfil, jijay bajaj, dsb, abis kenyataan idup boo..) di ruang praktek dokter lagi. Tanpa butuh waktu lama drh. Tanti, dokter langganan tercintaku dan manusia paling dibenci anjing2ku, langsung mendiagnosa kalo anjingku terkena parvo (semoga penulisannya benar). bahasa manusianya sih disentri. Dan tertuduh utama penyebar ni virus adalah Hiro, anjing keturunan Pom-ku yg baru, yg dibeli seharga 300rb, the one and only dog yang layak untuk disayang-sayang. Karena menurut teori, ni virus tidak bisa menyerang langsung ke anjing kampung dan anjing kampung biasanya punya daya tahan yang kuat untuk virus ini, KECUALI ditulari oleh anjing ras. Dan, sialnya, kenapa oh kenapa, Hiro adalah anjing keturunan ras, sasaran empuk utk menjadi tertuduh utama pembawa virus.
Pulang dari dokter, langsung ke Kimia Farma untuk membeli vitamin spy anjing2 yg laen tidak tertular. Tapi, sepertinya telat.
Hari Sabtu pagi, si awu-awu mati.
Hari minggu, semua kembaran Awu-awu ga mau makan, drh. Tanti lgsg ke rumah dan lgsg dikasih obet dosis tinggi.
Senin, Nemo dibawa ke rumah dokter Tanti krn masih ga mau makan. Yang lain tampak membaik.
Selasa, Nemo masih ga mau makan sementara Geboy ikut-ikutan.
Rabu, Geboy mati, anjing yg lebih tua ikut ketularan.
Kamis, si Dung, anjing betina yg super duper lucu juga mati.
Jum'at, setelah bergulat selama beberapa ahari dan berbotol-botol infus yg sudah di alirkan ke tubuhnya, akhirnya Nemo mati. Dan tanpa ada gejala, Ithuk, anjing hitamku juga mati. Cuma si Ithuk ini tampaknya terkena serangan jantung. Hal ini terlihat dari gejala yang ditunjukkannya beberapa jam sebelum mati.Sorenya, masih ada visite dari si dokter untuk anjing yang masih sakit, Nangwe.
Sabtu, kalimat pertama yang masuk ke kupingku adalah,"Dhek, si KumKum mati!". Padahal ni anjing item yang baru berumur tiga bulan kurang ini diharapkan menjadi pengganti Ithuk. Huaahuaaa.........
Dan hari Sabtu menjadi hari terakhir dari minggu kelabu yang menyesakkan hati. Hiks....
Sekarang tinggal ngopeni Nangwe yang kaya kerangka anjing berjalan gara-gara selama satu minggu dalam sehari cuma makan (ato minum ya?) 12 sendok bubur beras yang super encer.

Kamis, 29 November 2007

Kanzu, si Pabrik Asu....

Menyambung cerita soal Papo, kali ini tentang pasangannya. KANZU. Meski namanya seakan-akan berbau aroma bahasa jepang, tapi sungguh nama ini tercipta dari singkatan Kancil (binatang kancil itu loh, yang sering diceritakan cerdik, masa ga tau sih!) dan Asu (anjing). Kira-kira kalo disambungkan, dulu waktu kecil si Kanzu ini bodinya kecil kurus, kakinya kurus juga, jadi kaya kancil, tapi Asu. gitu loh....

Waktu kecil nih anjing perempuan teramat sangat penakut. Pertama datang ke rumah ga bisa jalan saking takutnya. Gemetaran terus. UNtung dia datang sepaket ama Papo. lumayan ada temennya.
Tapi seiring berjalannya waktu, mulai deh terkuaklah borok-borok kebinalan anjing satu ini.
Kebetulan di belakang rumah itu ada kolam ikan yang lumayan besar. 5x2x1meter adalah. Meski, thanks to the great earthquake, ni kolam udah mengalami keretakan dan kebocoran disana-sini.Dulu si Kanzu suka menganggap kalo ni kolam adalah kolam renang pribadinya. Maka, sok bergaya anjing tajir aja ni makhluk satu, mau siang, malam, tengah malam, dini hari, pagi buta sekalipun, kalo dia pengen berenang tinggal nyemplung aja. Dan tinggal ibuku yang kerepotan ngehandukin anjing jelek ini. Dasar! dibiarin basah ntar juga kering sendiri.tapi sekarang hobi yang satu ini ga bisa dong dilakuin.
Yang kedua, ternyata ni anjing selain bercita-cita jadi perenang juga pengen jadi atlet lompat galah. Ato, lompat pagar?
Kisah diawali dari pintu samping yang sejak punya anjing terpaksa harus ditutup biar anjingnya ga keluar. Ibuku yang merasa cukup bumek kalo pintunya ditutup total, akhirnya memutuskan untuk memotong pintu menjadi dua. Jadinya, ntar diharapkan pintu bagian bawah ditutup tapi pintu bagian atas tetep bisa dibuka. Merasa bahwa ini adalah keputusan paling tepat, maka ibuku langsung memanggil tukan untuk memotong pintu. Tapi apa yang terjadi sodara-sodara? Baru lima menit tukangnya pulang sesudah memotong pintu, eh si Kanzu langsung melompati pintu bawah dan lari keluar. ckckckc... sesudah itupun kami menyaksikan Kanzu melompati pintu2 lain, mau setinggi satu meter ato 1,7 meter, mulus deh lompatannya. Tak terkecuali saat lagi bunting dan tinggal itung hari buat mbrojol, Kanzu masih bisa aja melompati pintu setinggi 1,7meter. Lebih tinggi dari aku tuh.
Terakhir, yang paling bikin geleng-geleng kepala nih. Entah bagaimana, si Kanzuiniteramat sangat suka kawing. dan tahu sendirilah rentetan kalo kawin tanpa pengaman (baca kondom), pastilah muncul buah dari perbuatan bodoh ini.
Sampai saat ini kalo aku ga salah itung Kanzu sudah pernah menghasilkan 36 anak anjing. Wuihh... banyak juga ya. Itu dari empat kali beranak. Dan kalo semua idup dan ga dibagi-bagi.
Pertama kali beranak pas Kanzu masih 11bulan. Dasar gatel. Beranak kedua terjadi 11 bulan kemudian. (padahal di antaranya si Kanzu sempat kawin, tapi ga jadi). Beranak ketiga, selang tujuh bulan kemudian. Awalnya aku kira udah selesai. Ga da cerita beranak-beranak lagi. Tapi, selang dua tahun muncullah si Pandawa Lima, lima anak Kanzu yang berhasil idup dan semuanya cowok.
Sampai sekarang doaku cuma, ya Tuhan, semoga Kanzu ga beranak lagi. Capek!!!!

Kamis, 15 November 2007

Cenil Farewell.......

Minggu ini jadi minggu yang cukup buruk bagi kesehatan pasukanku......
Mungkin gara-gara seminggu kemarin ujan terus-terusan
ampe cucian ga kering-kering dan para majikan mengalami krisis
underwear.....
Dan ternyata pasukanku banyak yang alergi ma air ujan. ujannya
telat kali ya, jadi tu anjing-anjing jadi lupa ama dinginnya air ujan.

Krisis kesehatan pertama adalah kesehatan jiwa pasukan. Secara sia-sia
aku miara mereka dengan tujuan menjaga rumah, soalnya sama ujan aja
mereka ketakutan setengah mati. Sepaertinya udah ada gejala serangan jantung

Krisis kedua, terjadi di suatu pagi yang cukup cerah setelah berhari-hari pada
jam tersebut selalu turun ujan. Aku yang masih teler, terkapar dengan separuh
nyawa setelah semalaman bermesraan dengan televisi (idih), dibangunkan dengan
teriakan Kakak Kedua yang selalu sadistis.
"Pipit!!!! Kae si Dabul meh mati!!! (terjemahan lgsgnya,"Pipit! Itu si Dabul ampir mati!)
Secara Dabul adalah anjing yang cukup kukasihi walopun tampangnya ga representatif,
segera aku bangun walo masih ga sadar dengan dunia sekitar.Ternyata si Dabul yang
nama aslinya adalah Konil Koncrit tapi selalu berganti sekehendak hati majikannya,
sedang tergeletak lemah letih lesu tapi tanpa encok pegel linu di atas kasurku yang
kuceraikan sejak diompoli pasukan. Kulihat dada kanannya sudah bengkak. Berdasarkan
pengalaman, keadaan yang seperti sudah tak tertolong. Mau dibawa ke dokter hewan pun
musti merogoh kocek yang teramat sangat dalam dan belum tentu sembuh. Maka, kami
pun merelakan Dabul untuk mati tanpa dieutanasi. Mahal. Mau membunuh aja harus bayar.
Dan hari-hari selanjutnya si Dabul hidup dalam gelimang perhatian dan kasih sayang, dengan
alasan ampir mati. Tapi ternyata..... ampe sekarang tu makhluk masih idup tenang sejahtera.

Kejadian ketiga, tanpa peringatan sebelumnya, kalo bahasa Jawanya "menggok ra ngeplang",
si Cenil anjingku yang super aneh sakit. Secara seumur idupnya yang selama tiga setengah taon itu dia belom pernah sakit gitu. Emang anjing satu ini susah banget makan. Kalo makan harus sendiri, dideketi anjing lain takut, ga jadi makan. Kalo dikasih cuilan makanan apa gitu, sama aja. kalo ga sendirian ga mau makan. Walopun udah dijejelin ke moncongnya, pasti dimuntahin.
Dengan sifat yang susah seperti ini, udah menjadi hal biasa kalo Cenil ga makan.
Tapi, mendadak dia muntah-muntah. Tanda awal kesehatan terganggu.... Ternyata pula, udah beberapa kali ia ga makan. Langsunglah Dokter Tanti, dokter hewan terdekat dan langgananku, bertindak. Sore2 aku & ibu ngangkut Cenil ke dokter, ditangani dengan perawatan biasa, yaitu infus, suntik dan obat. Dan kamipun pulang...tapi berhubung ada satu obat yang abis di tempat dokter Tanti, akupun dibuatin resep buat ditebus besoknya kalo muntah2 belom berhenti.
Malamnya, diminumi obat lumayan bisa kemasukan bubur SUN. Yup, produk bayi itu...
Paginya, ga ada bekas muntah. Rada lega. Minum obat ronde kedua. Susah oi! Dimuntahin lagi.
Coba di suapi SUN lagi, tapi ga bisa. Muntah-muntah terus. Minum obat ronde ketiga. Tetep muntah-muntah. Emosi mulai memuncak. Capek. Sore coba di suapi lagi... tetep ga bisa.
Udah siap-siap nebus resep ni... Tiba-tiba, Cenil berjalan limbung dan bukk..... jatuh. Ga bisa bangun. Nafasnya udah tersengal-sengal. Waduhh... batinku. Udah ga ketolong ni.....
Dan memang, elusanku ga bisa menolong Cenil, usaha CPR-ku juga sia-sia, air mata juga ga bakal bikin Cenil bangun lagi............

Sore itu ditutup dengan aku dan Ibuku ke tempat mbah. Numpang ngubur Cenil. Berbekal pacul pinjeman, di suatu sore yang mendung dua orang perempuan sibuk menggali kubur buat anjingnya.......
Selamat tinggal anjingku yang suka minta pangku, anjingku yang bisa duduk di kursi, sekecil apapun kursinya, tukang mencuri ati rebus buat makanan anjing, tukang panjat kompor......

Good bye Cenil!!

Jumat, 02 November 2007

Aku Benci Kucing......

Sebenernya, dari dulu2 juga ga ada alasan buatku untuk suka ama binatang manja satu ini. Tapi sejak kejadian, kemarin minggu tgl 28 Okt, Hihhh...., rasanya jadi sebel banget.
Jadi ceritanya, hari Minggu malam jam 7-8 malam mbakku minta dibeliin mie tek-tek. Masalahnya, dia minta dibeliin mie bikinan satu pedagang yang ga lewat depan rumah. Bahkan biasanya, ni tukang mie satu ini harus diburu keliling kampung dulu. Jadilah aku malam itu sendirian mengendarai motorku, eh motor mbakku ding, keliling kampung demi empat bungkus mie dan lain-lain.
Saat celingukan di gang yang gelap, tiba-tiba di tengah jalan ada kucing yang sedang asyiknya bergelung di tengah jalan. Berhubung lagi sibuk nyari mas-mas tukang mie plus kondisi jalan yang gelap, jadinya ya itulah....  aku lindaslah si kucing malang yang sebenarnya bodoh nan seenaknya sendiri. 
Untungnya aku masih rada sempat membelokkan setir motor, ya walo ga untung2 banget sih, wong kucingnya tetep kelindas. Tapi emang kucing punya 9 nyawa ya. Tu kucing ga mati tuh. cuma ngeong2 selama beberapa menit. Aku ga kabur ya! Perhatian! Sesebel-sebelnya aku, toh aku ga berjiwa tabrak lari. Aku berhenti, mungut tu kucing, dan nanya2 siapa pemiliknya. Tapi aneh, kok ga ada yang tahu tu kucing punya siapa. Rada ngeri sih kalo tiba-tiba tanggung jawabku harus berlanjut sampe tahap adopsi. Tidaaakkkk!!!!!!!!! Untunglah ada juga yang tahu pemiliknya. Aku balikin, minta maaf, dan
 dimaafkan. Rada heran sih kok pemiliknya malah cuek. 
Coba kalo anjingku yang ketabrak motor, Huaahhh!!!! Bisa ngamuk aku.
Sungguh hari Minggu yang sial. Udah nabrak kucing, ga dapet mie lagi. Untung aja kucingnya bukan kucing item.

Rabu, 17 Oktober 2007

Serangan Mercon Datang Lagiiii!!!!!

Selamat Lebaran!!!!

Di masa-masa Lebaran, seperti biasa, dua hal yang paling tidak bisa kupahami adalah :
  1. acara Syawalan dengan keluarga besar yang ketemunya cuma setahun sekali pas Syawalan itu atau kalau ada yang meninggal/nikah. Kalau ketemu cuma setahun sekali bisa buat salah apa sih?trus sekalipun udah salam-salaman dengan judul maaf-maafan, TAPI tetep aja begitu orangnya lewat balik lagi ngomongin yang jelek-jelek tentang orang itu. Dah gitu, sepanjang acara dicuekin karena dua alasan; mbahku paling miskin diantara saudara dan anak turunannya dan aku non-muslim. Daripada datang cuma bikin ati sebel, kehilangan duit, makan makanan yang ga enak dan ga imbang ama duit yang udah dikeluarkan, mending ga dateng aja sekalian.
  2. Yang kedua adalah,   MERCON. Yappp M-E-R-C-O-N. Yang bikin sebel adalah anjing-anjingku yang penakut plus ndesonya setengah mati. Tiap kali denger bunyi mercon ato kembang api, langsung deh. Maunya cuma nemplok ke majikannya. Rada repot kalo pengen nonton TV ato mau pergi. Nonton TV ga bisa nikmat karena pasti ada iringinan raungan anjing ndeso.... ato pintu kamar digedor-gedor.....ato yang paling parah jendela besar di tabrak cuma biar bisa deket ma majikan. Dasar.......anjing bodoh. Korbannya udah ga keitung. mulai dari terali di dalam rumah yang jadi bengkok, pegangan pintu yang mendadak penuh dengan bekas gigitan, pintu kamar yang bolong. Dan ga cuma mercon aja tapi juga kembang api. Padahal aku pengen banget beli kembang api jaman sekarang yang bagus itu......

Cuma bisa berharap, semoga masa keriaan bermain petasan segera lewat.

Kamis, 11 Oktober 2007

Awas Pasukan Anjing!!!!!

Huuhuu....
Setelah aku pikir2, aku pengen nama blog ini seperti judul postinganku di atas.Tapi entah sudah telat ato aku yang gaptek (jelas!!), aku ga bisa ngubahnya......

Mungkin aneh ya. Tapi sebaiknya aku jelaskan dulu.
Kalo di rumah-rumah lain yang juga punya anjing (pemilik rumahnya maksudku...)biasanya di pagar rumah ada tulisan AWAS ANJING GALAK!
Nah, kalo di rumahku (believe it or not) yang ada tulisan AWAS PASUKAN ANJING!!!
Hehe.... mentang-mentang anjing segudang trus dipamer-pamerin.
Dan tulisan aneh bin ajaib macam ini jelas cuma bisa diciptakan oleh (siapa lagi kalo bukan...) ibuku. Bukan aku-lah yang jelas. Setidaknya kan aku masih cukup waras untuk tidak membuat kalimat yang ajaib macam ini.

Tapi.......
Entah bagaimana beberapa minggu yang lalu (ato 1-2 bulan yang lalu ya? aah..sama saja 2 bulan toh juga cuma 8 minggu. masih beberapa minggu juga kan) ibuku tiba-tiba menutup tulisan itu. Tulisan kebanggaan,identitas diri, bagian dari hidup sehari-hari, penanda rumah (kalo ada temen mau maen ke rumah dan blom tau rumahku, tinggal bilang itu lho yang ada tulisan AWAS PASUKAN ANJING-nya) ......... dalam sekejab hilang ditutup cat warna ijo.

Sekarang tinggal temen-temenku yang cuma bisa nanya,
Lhoh, AWAS PASUKAN ANJING!!!-nya mana?

Selasa, 02 Oktober 2007

First thing first

Jadi, karena aku ga bisa cerita banyak tentang diriku sendiri (dibuktikan dari menumpuknya buku harian di laci kamar dan blog-ku yang ga juga ku posting) kuputuskan buat bikin blog tentang anjing-anjingku aja. Melihat dan menyadari kalau aku lebih sering cerita tentang polah anjing-anjingku daripada ulahku sendiri...

Selain itu, aku baru saja membaca buku yang judulnya Marley and Me karya Josh Grogan. Ceritanya tentang pasangan muda dan anjingnya yang hiperaktif dan sedikit sakit saraf. Selesai baca, rasa-rasanya kok familiar dengan cerita ini. Ternyata, hidup manusia di belahan dunia manapun pasti ada kesamaannya. Hehe...

Sebagai pemilik dari 20 anjing plus satu anjing titipan, rasanya kalau terlalu dipikirkan pasti udah gila. Nasi 3 kilo tiap hari, beli sandal tiap bulan, baju yang selalu penuh bulu, pipis, kotoran & muntahan yang musti dibersihin, ga bisa pergi sekeluarga. Heeh.... capek. Tapi liat polah tu anjing-anjing kok ya semua capek bisa hilang. Ajaib... Ga bisa ngebayangin kalau suatu hari aku pulang ke rumah dan ga ada satu anjing pun di rumah.