Sabtu, 29 Desember 2007

My Blue December

Udah lama ga posting, alasannya...... lagi sedih......kayanya butuh waktu lama untuk menenangkan diri (halah!!).
Bulan Desember dibuka dengan serangkaian peristiwa duka. awalnya cuma si Awu-Awu, anjingku yang tak jelas apa warnanya yang sakit. Gejalanya biasa, ga mau makan, muntah-muntah dan mencret. Yaa... standard-lah pikirku, saat itu. Ternyata pas hari Jumat dibawa ke dokter ni anjing malah berak darah (maaf kalo penjelasan ini bikin pembaca jadi ilfil, jijay bajaj, dsb, abis kenyataan idup boo..) di ruang praktek dokter lagi. Tanpa butuh waktu lama drh. Tanti, dokter langganan tercintaku dan manusia paling dibenci anjing2ku, langsung mendiagnosa kalo anjingku terkena parvo (semoga penulisannya benar). bahasa manusianya sih disentri. Dan tertuduh utama penyebar ni virus adalah Hiro, anjing keturunan Pom-ku yg baru, yg dibeli seharga 300rb, the one and only dog yang layak untuk disayang-sayang. Karena menurut teori, ni virus tidak bisa menyerang langsung ke anjing kampung dan anjing kampung biasanya punya daya tahan yang kuat untuk virus ini, KECUALI ditulari oleh anjing ras. Dan, sialnya, kenapa oh kenapa, Hiro adalah anjing keturunan ras, sasaran empuk utk menjadi tertuduh utama pembawa virus.
Pulang dari dokter, langsung ke Kimia Farma untuk membeli vitamin spy anjing2 yg laen tidak tertular. Tapi, sepertinya telat.
Hari Sabtu pagi, si awu-awu mati.
Hari minggu, semua kembaran Awu-awu ga mau makan, drh. Tanti lgsg ke rumah dan lgsg dikasih obet dosis tinggi.
Senin, Nemo dibawa ke rumah dokter Tanti krn masih ga mau makan. Yang lain tampak membaik.
Selasa, Nemo masih ga mau makan sementara Geboy ikut-ikutan.
Rabu, Geboy mati, anjing yg lebih tua ikut ketularan.
Kamis, si Dung, anjing betina yg super duper lucu juga mati.
Jum'at, setelah bergulat selama beberapa ahari dan berbotol-botol infus yg sudah di alirkan ke tubuhnya, akhirnya Nemo mati. Dan tanpa ada gejala, Ithuk, anjing hitamku juga mati. Cuma si Ithuk ini tampaknya terkena serangan jantung. Hal ini terlihat dari gejala yang ditunjukkannya beberapa jam sebelum mati.Sorenya, masih ada visite dari si dokter untuk anjing yang masih sakit, Nangwe.
Sabtu, kalimat pertama yang masuk ke kupingku adalah,"Dhek, si KumKum mati!". Padahal ni anjing item yang baru berumur tiga bulan kurang ini diharapkan menjadi pengganti Ithuk. Huaahuaaa.........
Dan hari Sabtu menjadi hari terakhir dari minggu kelabu yang menyesakkan hati. Hiks....
Sekarang tinggal ngopeni Nangwe yang kaya kerangka anjing berjalan gara-gara selama satu minggu dalam sehari cuma makan (ato minum ya?) 12 sendok bubur beras yang super encer.

Tidak ada komentar: